Provinsi Bali menempati peringkat pertama dalam hal kelulusan siswa sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan tingkat nasional. Tahun ini, menurut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali I Wayan Suastha, angka kelulusan untuk jenjang SMA mencapai 97,25 persen, sedangkan untuk jenjang SMK mencapai 97,47 persen. Pengumuman kelulusan siswa secara serentak akan dilakukan hari ini.
“Untuk ukuran nasional, masih terhitung sangat bagus,” kata dia kepada Tempo kemarin. Namun, Suastha melanjutkan, “Saya belum mengetahui ranking Bali dari sisi kelulusan siswa SMA/SMK tahun ini.”
Ihwal peringkat Bali sebagai peringkat tertinggi kelulusan siswa SMA dan SMK secara nasional diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat M. Wahyudin Zarkasyi secara terpisah. Tahun ini angka kelulusan SMA di Jawa Barat mencapai 97,14 persen, sedangkan jenjang SMK sebanyak 94,04 persen.
“Di tingkat nasional, Jawa Barat berada di posisi kedua, setelah Bali,” kata dia di Bandung kemarin.
Meski disebut-sebut menduduki peringkat tertinggi, menurut Suastha, sejatinya angka kelulusan tahun ini turun dibanding tahun lalu. Sebab, pada 2009, angka kelulusan SMA di Bali mencapai 99,92 persen, sedangkan SMK mencapai 99,59 persen.
Menurut dia, penurunan persentase itu terjadi karena penerapan sistem baru, yang mengedepankan prestasi dan kejujuran serta peningkatan kualitas soal-soal yang diujikan dalam ujian nasional. “Siswa juga lebih memprioritaskan pelajaran tertentu dan cenderung mengorbankan pelajaran yang dianggap lebih ringan,” kata Suastha.
Berkaitan dengan pengumuman hasil ujian hari ini, ada beberapa model yang diambil oleh pengelola sekolah. Di Bali, menurut Suastha, pengumuman akan dibacakan di sekolah. Sementara itu, sejumlah pengelola sekolah di Jawa Barat dan Jawa Timur mengambil kebijakan berbeda, yakni tak mengumumkan kelulusan di sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji menyatakan setiap sekolah akan menyampaikan hasil ujian nasional, sekaligus kelulusan siswanya, lewat kiriman pos. “Mulai Ahad sore akan dikirimkan ke rumah siswa,” kata dia kemarin.
Model pengantaran hasil ke rumah juga ditempuh Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Bedanya, mereka tidak mengirim lewat pos, tapi menyiapkan jasa kurir, yang akan mendatangi alamat para siswa. Talkin, Kepala Dinas Pendidikan Mojokerto, menyatakan jumlah tenaga kurir disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah.
“Nanti siswa tinggal menunggu saja di rumah. Surat hasil ujian akan dikirim ke rumah masing-masing,” kata dia kemarin. Pilihan jasa kurir diambil, menurut Talkin, di antaranya untuk mengantisipasi tindakan anarkistis siswa dalam merayakan kelulusan mereka. Untuk itulah, para siswa dilarang datang ke sekolah. Model pemberitahuan kelulusan lewat surat yang diantar ke rumah masing-masing siswa juga dipilih Sumardi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, untuk sekolah-sekolah yang berada di wilayahnya.
No comments:
Post a Comment