Saturday, August 21, 2010

Abdulkadir al Hindi

Abdulkadir al Hindi, Syed Muhammad bin, dilahirkan di Singapura, hidup antara tahun 1865-1913, ia merupakan pengarang buku-buku pelajaran dalam bahasa Melayu. Buku-bukunya banyak dipergunakan untuk sekolah-sekolah dasar berbahasa Melayu di Singapura dan Semenanjung Melayu di akhir abad kesembilan belas dan permulaan abad keduapuluh. 

Kendatipun banyak diantara buku-buku karangannya merupakan saduran tapi usahanya itu besar jasanya bagi murid-murid sekolah dasar pada waktu itu, apalagi pengarang demikian masih sangat sedikit. Dapatlah dikatakan dia sebagai pelopor pengarang buku-buku pelajaran modern dalam bahasa Melayu.

Dari namanya dapatlah diketahui bahwa ia keturunan India. Syed Muhammad menempuh pendidikan pada Rafles Institution di Singapura. tamat dalam tahun 1886. Setelah tamat dari sekolah diangkat jadi penterjemah dan pengarang pada Departemen Pendidikan di Singapura.Semasa bertugas pada Departemen Pendidikan, ia pernah berkunjung ke Inggris dan Prancis atas jemputan Boustead, anak pendiri Serikat Dagang Boustead. 

Sekembalinya dari Eropa ia bekerja sebagai ahli bahasa pada Pemerintah di Singapura. Setelah itu bekerja di Departemen Kepolisian. Selama bekerja dalam Departemen tersebut ia pernah dipinjamkan menjadi juru bahasa pada Mahkamah Agung selama enam bulan. Pada Departemen Kepolisian inilah ia bekerja sampai akhir hayatnya. Selama bekerja disitu, ia pada sore hari menulis buku-buku pengetahuan, dan penerbitan yang diberinya nama Alwi Ikhwan.

Pada tahun 1904, ia berhasil pula menerbitkan majalah mingguan Taman Pengetahuan. Hasil-hasil karyanya : Ilmu Kejadian (terbit tahun 1887), berisi ilmu pengetahuan permulaan, berbentuk tanya jawab; Kejadian Selerah Anggota (terbit tahun 1891), berupa buku pegangan untuk ilmu tubuh manusia; Urip Waras (terbit tahun 1891) buku permulaan untuk kesehatan; Ilmu Peladang (terbit tahun 1892); Kitab Ilmu Dunia; Hikayat Tanah-tanah Besar Melayu dan Pulau Percha, berisikan uraian tentang ilmu bumi Semenanjung Malaya dan pulau Sumatra, diuraikan yang berhubungan dengan keadaan sosial, ekonomi, dan persoalan yang berhubungan dengan Portugis, Inggris serta Belanda. Pemimpin Pengetahuan (diterbitkan di London tahun 1900); Pohon Pelajaran; Jalan Kepandaian. Pada tahun 1894 disusunnya sebuah kamus Melayu berjudul Kamus Mahmudiyyah, kamus ini meskipun tidak tebal tapi penting artinya dalam sejarah perkamusan yang disusun secara modern dalam bahasa Melayu.


No comments: