Abdul Rahim Kajai, Haji hidup antara tahun 1894-1943, profesi wartawan, merupakan pengarang cerpen Malaysia. Dilahirkan di Setapak Kuala Lumpur. Orang tuanya berasal dari Kajai Minangkabau. Ia mendapat pendidikan pada sekolah Melayu di Setapak dalam tahun 1905.
Pada tahun 1906 pergi ke Mekah untuk belajar agama. Kembali ke Kuala Lumpur bekerja pada kantor percetakan pemerintah sambil belajar bahasa Inggris. Dalam tahun 1932 pergi ke Singapura bekerja pada Methodist Publishing House. Pindah lagi ke Kuala Lumpur karena tidak senang bekerja sebagai pelatih pelukis, pindah pula pada Jabatan Ukur sebagai pelukis sementara.
Pada tahun 1913 kembali ke Mekah meneruskan perniagaan ayahnya. Baru kembali ke Malaya pada tahun 1917. Sesudah itu tampaklah kecondongannya pada dunia wartawan. Dia mulai mengirimkan karangannya pada Utusan Melayu dan Lembaga Melayu yang terbit di Singapura.
Pada tahun 1924 pergi lagi ke Mekah untuk urusan perniagaan selama tiga tahun. Selama di Mekah mengirimkan karangan pada mingguan Idaran Zaman yang terbit di pulau Penang dalam tahun 1925. Dalam tahun 1927 kembali ke Kuala Lumpur. Kemudian jadi penulis khusus untuk mingguan Saudara yang mulai terbit tanggal 28 Oktober 1928.
Pada tahun 1930 pindah ke Pulau Pinang, diangkat sebagai pembantu pengarang majalah tersebut. Kemudian diangkat sebagai pengarang penuh. Ketika di Kuala Lumpur diterbitkan majalah Majlis pada 17 Desember 1931; ia pindah lagi ke Kuala Lumpur karena diangkat jadi kepala pengarang pada majalah tersebut yang dikemudikannya sampai tahun 1935. Setelah itu bekerja sebagai wartawan khas untuk harian Warta Melayu yang terbit di Singapura.
Pada tahun 1936 pindah ke Singapura, namun tetap bekerja pada harian tersebut. Dalam harian inilah ditunjukannya bahwa ia sebagai wartawan Melayu dapat memberitakan masaah-masalah yang hangat dan penting. Kemudia ia diangkat jadi kepala pengarang pada harian tersebut dan juga pada mingguan yang terbit dari usaha harian itu, yakni Warta Ahad dan Warta Jenaka.
Pada tanggal 29 Mei 1949 terbitlah harian Utusan Melayu yang membawa rasa kebanggaan yang lebih kuat. Harian ini diterbitkan oleh karena dorongan rasa kebangsaan yang timbul. Oleh dorongan rasa kebangsaan ini pula Abdul Rahim Kajai kemudian pindah bekerja pada harian tersebut dan diangkat jadi kepala pengarang. Surat Kabar ini ternyata mendapat sambutan yang luas sehingga dapat menerbitkan majalah lagi yaitu Utusan Zaman dan Mustika.waktu pecah perang Pasifik ia kembali ke Kuala Lumpur untuk mengantarkan keluarganya. Setelah Jepang dapat menguasai seluruh Malaya, Singapura dan Indonesia, maka Jepang mengadakan Persidangan Wartawan Seluruh Sumatera dan Malaya di Singapura pada 7 Desember 1942. Kajai dijemput ke persidangan tersebut untuk jadi juru bicara pada wartawan.
Setelah musyawarah wartawan itu, ia diangkat menjadi kepala pengarang Berita Malai yang diterbitkan di Singapura dan Malai Sinbun Sha. Surat Kabar itu mulai terbit 1 Januari 1943. Sebagai sastrawan, Kajai mulai karirnya dengan menerbitkan roman saduran yang berjudul Cherita Dzu'l Ruhain yang terdiri dari tiga jilid sebanyak 540 halaman dan terdiri dari enam seri roman. Roman ini terbit berturut-turut antara tahun 1930 dan 1931. Tapi rupanya roman ini kurang mendapat sambutan.
Ternyata sebagai pengarang cerpen ia berhasil, yaitu saat bekerja pada harian Warta Malaya dengan mingguan Warta Ahad dan Warta Jenaka. Pada majalah inilah dimasukannya cerpen dalam ruang Cherita Kita, hingga pada tahun 1939 jumlahnya ada tiga puluh enam buah.
Pada waktu itu umumnya pengarang cerpen belum dianggap sebagai seorang sastrawan. Cepern Kajai umumnya bersifat didaktik. Selain itu Kajai juga mengarang cerita-cerita lucu terutama setelah ia bekerja pada Mingguan Warta Jenaka dan Utusan Zaman dalam ruang Pak Kodok dan Wak Ketok. Ruang ini sangat terkenal. Karena cerpen pada waktu itu belum dikenal, maka pengakuan terhadap Kajai sebagai pelopor cerpen lahir jauh setelah ia meninggal.
Abdul Rahim Kajai meninggal pada zaman Jepang di Singapura karena sakit yang dideritanya. Karya-karyanya semasa hidup : Cherita Dzu'l Ruhain, Paduan Wartawan, Pusaka Kajai, Banyak Udang Banyak Garam.
No comments:
Post a Comment