Abdulkarim Amrullah, Syekh Haji hidup tahun 1879-1945, ia dilahirkan di Maninjau, Minangkabau dan meninggal di Jakarta. Ia merupakan ulama besar, tokoh aliran baru dalam Islam Indonesia. Pada tahun 1894 setelah tamat belajar pada ayahnya Syekh Amrullah dan Syekh Muhammad Yusuf di Sungai Rotan, Pariaman, ia naik haji dan bermukim di Mekah, dan belajar pada Syaikh Ahmad Chatib, Muhammad Tahir Djalaludin, dan lain-lainnya.
Pada tahun 1901 ia pulang ke Indonesia menjadi guru di sungai Batang. Setelah menunaikan haji sekali lagi, ia pindah ke Padang dan membantu penerbitan Majalah Al Manar. Tahun 1914 pindah ke Padang Panjang, mengajar di surau Jembatan Besi dan menyiarkan ajaran dan pahamnya yang baru di seluruh pelosok daerah Minangkabau.
Ia menganjurkan untuk kembali kepada Kitab Suci Al Qur'an dan Sunnah dan meninggalkan taklid buta, memberantas bida'ah-bida'ah dan tahyul serta adat istiadat yang bertentangan dengan Islam; mempengaruhi sistem pengajaran di surau, menganjurkan penyiaran agama di luar masjid, surau dan sekolah.
Pada tahun 1918 ia mendirikan Sumatra Thawalib, perkumpulan pelajar-pelajar Madrasah di Padang Panjang dan mengubah Sistem pelajaran di suraunya. Pada tahun itu juga ikut membentuk Persatuan Guru-guru Agama Islam. Pada tahun 1922 mengundurkan diri sebagai guru Sumatra Thawalib dan memberi pelajaran di rumahnya sendiri.
Pada tahun 1926 ia pergi ke Kairo untuk menghadiri Muktamar Chilafah, sekembalinya dari sana, ia menetap di Sungai Batang mengajarkan agama dan mengarang buku pelajaran. Pada bulan Agustus 1941 ia diasingkan oleh pemerintah Kolonial Belanda ke Sukabumi. Setelah Belanda menyerah, ia diizinkan pindah dan menetap di Jakarta hingga wafatnya.
No comments:
Post a Comment