Walaupun tarian barongsai sudah familiar dengan masyarakat indonesia, namun mungkin hanya sebagian kecil masyarakat yang mengerti asal usul tarian tersebut. Barongsai masuk ke Indonesia pada abad ke 17 Masehi ketika orang-orang dari Cina Selatan bermigrasi ke Indonesia. Setelah sempat dilarang dimainkan di Indonesia, barongsai pun kembali populer di tahun 2000an pasca reformasi.
Kini pemain barongsai tidak hanya berasal dari orang tionghoa saja, sekarang banyak orang pribumi yang turut andil menarikan barongsai.
Asal usul tarian barongsai dimulai pada saat pemerintahan Dinasti Nan Bei pada tahun 420-589 masehi. Zhong Que seorang panglima perang saat itu, berinisiatif membuat tiruan boneka singa. Boneka singa itu ditarikan guna mengusir pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Fan Yan.
Raja ini hendak menyerang Raja Son Wen Di. Melihat rajanya yang kewalahan menghadapi serangan, Zhong Que pun berinisiatif membuat boneka singa. Dan menarikannya di depan pasukan gajah, seolah-olah menakut-nakuti gajah-gajah itu. Dan rencananya berhasil. Mereka menang dalam peperangan.
Sejak
saat itulah, tarian barongsai mulai dikenal dan menjadi sebuah legenda
yang diwariskan secara turun temurun. Lambat laun, barongsai pun menjadi
sebuah kebudayaan yang harus dilestarikan.
Tanpa
ada pelestarian tarian barongsai, kini Anda tak mungkin bisa menikmati
liukan-liukan sang naga atau singa yang asyik beratraksi pada perayaan Imlek dan Cap Go Meh.